Depresi Lebih Banyak Menimpa Wanita
Depresi,..
km wanita??
pernah ngalamin depresi?
kalau iya, km nggak sendirian, saat ini jutaan orang di dunia mengalami hal yang sama, menurut the National Mental Health Association, dan beberapa peneliti memperkirakan hanya satu dari tiga wanita yang mengalami depresi terdiagnosa.
Tidak perduli di negara mana mereka tinggal, dampak pada wanita lebih dalam bila dibanding pria yang mengalami depresi. "Hasil studi yang dihasilkan, wanita yang mengalami depresi paling tidak dua kali lipat dibanding pria," menurut Kimberly Yonkers, MD, direktur the Premenstrual Syndrome and Peripartum Treatment Research Program di Yale. "Lebih jauh lagi, hasil studi mengindikasikan bahwa depresi lebih berdampak pada wanita sedangkan mania (terobsesi berlebihan terhadap sesuatu) lebih berdampak pada pria".
Kenapa banyak wanita mengalami depresi? Peneliti mempunyai teori bahwa wanita lebih mudah depresi disebabkan oleh kombinasi biologi dan faktor genetik, termasuk perubahan hormon dari menstruasi, postpartum, dan menopause, demikian pula akibat stress karena pekerjaan, tanggung jawab keluarga dan peran sosial lainnya.
Perbedaan mencolok antara wanita dan pria dalam diagnosa depresi dimulai dari masa pubertas. Sebelum masa pubertas, rasio depresi tidak berbeda jauh antara anak perempuan dan anak laki-laki. Tetapi antara usia 11 dan 13, rasio anak perempuan yang terkena depresi merangkak naik dengan cepat, dan di usia 15 tahun, anak perempuan dua kali lebih banyak yang mengalami depresi dibanding anak laki-laki. Anak perempuan di sekolah setingkat SMU, rasio depresi bertambah tinggi secara signifikan.
Perbedaan indikasi karena gender
Walaupun wanita dan pria mungkin memiliki banyak kesamaan indikasi ketika mereka mangalami depresi, mereka menerimanya secara berbeda. "Wanita lebih memperlihatkan bahwa mereka lebih merasa kecapainan sepanjang waktu. Juga merasa tidak percaya diri, tidak bisa mandiri, dan putus asa. Dengan perasaan tersebut, mereka memiliki kesulitan dalam membuat keputusan," pernyataan dari Melodie Morgan Minott, MD, instruktur ahli jiwa di Northeastern Ohio University's College of Medicine.
"Kenyataannya, depresi semakin memburuk selama masa menstruasi," menurut Morgan Minott. "Tidak mudah bagi wanita ketika memasuki masa menopause, depresi menimpa lebih sering di masa tersebut."
Gejala depresi diantaranya:
Walaupun pria enggan untuk mengakui bahwa dirinya mengalami depresi daripada wanita, wanita juga mungkin merasa malu mengakuinya. Separuh wanita yang mengikuti survey yang diselenggarakan the National Mental Health Association menghasilkan bahwa mereka yang mengalami depresi merasa malu untuk meminta bantuan. Orang masih melihat bahwa depresi merupakan suatu kelemahan baik bagi pria maupun wanita. Akan tetapi, sebaiknya temui dokter /ahli jiwa untuk bantuan yang diperlukan jika anda mengalami depresi. Selain itu dukungan moril baik dari keluarga dan teman sangat positif untuk pemulihan dari depresi.
km wanita??
pernah ngalamin depresi?
kalau iya, km nggak sendirian, saat ini jutaan orang di dunia mengalami hal yang sama, menurut the National Mental Health Association, dan beberapa peneliti memperkirakan hanya satu dari tiga wanita yang mengalami depresi terdiagnosa.
Tidak perduli di negara mana mereka tinggal, dampak pada wanita lebih dalam bila dibanding pria yang mengalami depresi. "Hasil studi yang dihasilkan, wanita yang mengalami depresi paling tidak dua kali lipat dibanding pria," menurut Kimberly Yonkers, MD, direktur the Premenstrual Syndrome and Peripartum Treatment Research Program di Yale. "Lebih jauh lagi, hasil studi mengindikasikan bahwa depresi lebih berdampak pada wanita sedangkan mania (terobsesi berlebihan terhadap sesuatu) lebih berdampak pada pria".
Kenapa banyak wanita mengalami depresi? Peneliti mempunyai teori bahwa wanita lebih mudah depresi disebabkan oleh kombinasi biologi dan faktor genetik, termasuk perubahan hormon dari menstruasi, postpartum, dan menopause, demikian pula akibat stress karena pekerjaan, tanggung jawab keluarga dan peran sosial lainnya.
Perbedaan mencolok antara wanita dan pria dalam diagnosa depresi dimulai dari masa pubertas. Sebelum masa pubertas, rasio depresi tidak berbeda jauh antara anak perempuan dan anak laki-laki. Tetapi antara usia 11 dan 13, rasio anak perempuan yang terkena depresi merangkak naik dengan cepat, dan di usia 15 tahun, anak perempuan dua kali lebih banyak yang mengalami depresi dibanding anak laki-laki. Anak perempuan di sekolah setingkat SMU, rasio depresi bertambah tinggi secara signifikan.
Perbedaan indikasi karena gender
Walaupun wanita dan pria mungkin memiliki banyak kesamaan indikasi ketika mereka mangalami depresi, mereka menerimanya secara berbeda. "Wanita lebih memperlihatkan bahwa mereka lebih merasa kecapainan sepanjang waktu. Juga merasa tidak percaya diri, tidak bisa mandiri, dan putus asa. Dengan perasaan tersebut, mereka memiliki kesulitan dalam membuat keputusan," pernyataan dari Melodie Morgan Minott, MD, instruktur ahli jiwa di Northeastern Ohio University's College of Medicine.
"Kenyataannya, depresi semakin memburuk selama masa menstruasi," menurut Morgan Minott. "Tidak mudah bagi wanita ketika memasuki masa menopause, depresi menimpa lebih sering di masa tersebut."
Gejala depresi diantaranya:
- Sedih berlebihan, was-was, atau tidak bisa berpikir dengan jernih
- Kurang tidur, bangun terlalu pagi atau sebaliknya tidur terlalu lama
- Kurangnya nafsu makan dan atau berat badan turun drastis, atau sebaliknya nafsu makan meningkat dan berat badan naik
- Gelisah dan mudah marah
- Berpikir untuk bunuh diri atau mati.
Walaupun pria enggan untuk mengakui bahwa dirinya mengalami depresi daripada wanita, wanita juga mungkin merasa malu mengakuinya. Separuh wanita yang mengikuti survey yang diselenggarakan the National Mental Health Association menghasilkan bahwa mereka yang mengalami depresi merasa malu untuk meminta bantuan. Orang masih melihat bahwa depresi merupakan suatu kelemahan baik bagi pria maupun wanita. Akan tetapi, sebaiknya temui dokter /ahli jiwa untuk bantuan yang diperlukan jika anda mengalami depresi. Selain itu dukungan moril baik dari keluarga dan teman sangat positif untuk pemulihan dari depresi.